15
Okt

small thumb

Darmawan : Kualitas Tenun Lombok Barat Tidak Kalah Dari Daerah Lain

Kualitas hasil kain tenun dari para pengrajin di Lombok Barat (Lobar) sebenarnya tidak kalah dari hasil tenun daerah lain. Hanya saja, promosi yang kurang membuat hasil kreasi para pengrajin menjadi kurang terekspos dan kurang diketahui orang banyak.
Hal tersebut diakui Lalu Darmawan yang merupakan salah seorang usahawan di bidang produksi pakaian di Lobar.
"Tenun di Lobar punya ciri khas masing-masing, kualitasnya gak kalah sama yang di Sukerare Lombok Tengah ataupun Pringgesela Lombok Timur. Hanya saja promosi saja mungkin yang sedikit kurang," tutur Darmawan di sela acara study tour Pelatihan Fashion bagi pengrajin tenun di Lobar pagi tadi Kamis (15/10/2020) di Desa Parampuan, Kecamatan Labuapi Lobar.
Oleh sebab itu, lanjutnya, di sinilah peran pemerintah sangat dibutuhkan, dalam hal mempromosikan hasil kreasi para pengrajin tenun kita.
"Hal yang tak kalah penting adalah memberikan para pengarajin kita ini apresiasi, dalam bentuk penghargaan ataupun menyediakan pasar," lanjut guru lulusan Krya Tekstil Surabaya ini.
Apresiasi inilah yang menurutnya nanti bisa memberikan suntikan motivasi kepada para pengrajin tenun untuk tetap berkreasi sekaligus mendapatkan income dari kreasi mereka sehingga mampu membangun usaha yang berkelanjutan.
Salah satu kain tenun yang cukup dikenal di Lobar adalah kain tenun Gumise. Gumise sendiri adalah sebuah dusun yang berada di desa Giri Tembesi Kecamatan Gerung Lobar.
Kelompok pengrajin tenun di daerah ini merupakan salah satu yang terproduktif di Lobar.
Ni Ketut Noviani, salah seorang peserta pelatihan dari perwakilan Kelompok Tenun Dharmayasa dari Gumise sendiri sempat menjelaskan keunikan dan ciri khas dari motif kain tenun gumise ini.
"Kain tenun yang kami bawa ini merupakan kain khas asli dari batik Gumise, yang hanya ada di Gumise," tuturnya.
"Batik tenun Gumise ini ada 3 jenis yaitu motif gerimis, motif kombinasi, dan motif full, tapi yang menjadi ciri khas asli batik gumese ini yang motif gerimis dan motif kombinasi tadi," lanjutnya.
Yang menjadikan kain tenun ini berbeda dari yang lain menurut Novi yakni ada pada proses pembuatan batik kain tenun itu sendiri. Dalam prosesnya masih mempertahankan pembuatan yang menggunaan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) yang benar-benar murni manual buatan tangan dengan bahan dasar benang metris/katun.
Mencucinyapun ada cara tersendiri. Untuk kain Batik Gumise ini agar tahan lama dan kainnya tetap bagus, deterjen yang biasanya dipakai untuk mencuci digantikan dengan shampo.
"Karena sudah kami coba sebelumnya kalau menggunakan deterjen kainnya tidak bertahan lama dibandingkan menggunakan shampo yang membuat usia kain ini lebih tahan lama dan warnanya tidak pudar," ungkap Novi.
Selain kain tenun khas Gumise tadi, saat ini kelompok tenun yang berdiri sejak 2005 ini sedang membuat sebuah inovasi yakni kain tenun yang berbahan serat nanas murni dengan pengerjaan secara manual.
Kain tenun berbahan serat nanas ini sudah dalam proses pembuatan. Lebihnya lagi, diakui Novi produk dari kelompok tenun Dharmajaya ini sudah mendapatkan orderan dari Gubernur NTB.