Dispar Lombok Barat Rangkul Pengelola Homestay di Tengah Covid-19
Sepinya kunjungan wisata pada masa pandemi sekarang ini tentunya berimbas pada penurunan kunjungan pada akomodasi pariwisata seperti hotel, resort, villa hingga ke homestay.
Strategi banting harga yang dilakukan banyak akomodasi seperti hotel kemudian berimbas cukup signifikan terhadap kunjungan pada akomodasi dengan spesifikasi lebih rendah seperti homestay.
"Jika hotel saja sekarang bisa seharga homestay, kami terpaksa pasang tarif kos-kosan," keluh Zulkarnain, yang merupakan salah satu pengelola homestay di daerah Batulayar saat kegiatan Pelatihan Pengelolaan Homestay yang dilaksanakan Dinas Pariwisata (Dispar) Lombok Barat (Lobar) di Puri Saron Hotel Senggigi, Selasa (14/10/2020) kemarin.
Masa sepi pengunjung ini kemudian dimanfaatkan Dispar Lobar untuk merangkul para pengelola homestay yang ada di Lobar melalui sebuah pelatihan dengan tema Pengelolaan Homestay.
"Syukur lah ada kegiatan pelatihan ini, sebelumnya kami merasa dilupakan, tapi ternyata kami hanya sedang menunggu giliran," ungkap Jho sapaan akrab Zulkarnain.
"Seperti yang diharapkan pemerintah, semoga dalam pertemuan pelatihan ini, kami dari pihak pelaku dan Dispar nantinya bisa menemukan solusi mengenai permasalahan yang sama-sama kita hadapi sekarang," lanjut Jho.
Bagi Wayan Subrata yang merupakan salah satu narasumber di pelatihan ini, menuturkan jika pelatihan bagi para pengelola homestay ini dirasakan sangat perlu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia mereka.
"Apalagi materinya sampe tentang tata hidang, manajemen keuangan, lebih-lebih sampai ada materi fotografi, videografi sampai digital marketing, itu tentu sangat bagus sekali untuk kemajuan sebuah homestay. Dan yang terakhir ada kunjungan atau study tour ke homestay daerah lain, saya rasa itu sangat luar biasa. Dengan kunjungan itu nanti teman-teman ini tentu diharapkan bisa mengambil kelebihan di sana untuk diterapkan di homestay mereka, ataupun melihat kelemahan yang bisa dikembangkan sesuai dengan potensi daerah kita di sini," tutur Wayan yang juga merupakan Restaurant Manager di salah satu hotel Senggigi.
Lebih khusus terkait dengan materi yang ia sampaikan yakni tentang Tata Hidang, Wayan menuturkan jika tata hidang adalah kemampuan dasar yang seharusnya dipunyai oleh semua pengelola homestay.
"Rata-rata konsep homestay kan bed and breakfast, jadi paling tidak mereka ada sesuatu untuk dihidangkan saat pagi hari. Jadi di sana perlunya tata hidang, bagaimana menghidangkan, peralatan apa yang cocok untuk menghidangkan hingga memperhatikan hygiene. Hal-hal dasar semacam itu tentu menurut saya sangat penting bagi teman-teman pengelola homestay ini, jadi dengan itu nanti mereka bisa punya nilai plus," ucapnya.
Senada dengan Wayan, Jo beranggapan bahwa materi pelatihan yang disampaikan cukup menarik, dan tentunya sangat perlu diketahui oleh pengelola homestay.
"Pengalamanya mengikuti pelatihan di Jakarta, Jawa, Bali dan Lombok, baru kali ini ada pelatihan yang membahas tentang homestay dengan materi sedetail ini sampai kepada desain homestay itu sendiri," akunya.
"Setelah mendengar dan melihat materi-materi yang disampaikan, saya mendapat memang banyak yang salah dalam sistem pengelolaan kami, seperti menajemennya, konsepnya secara tata ruang," ungkapnya.
Lalu dengan semua materi yang didapatkan di sini, lanjutnya, nantinya akan di share kepada karyawan-karyawan di homestay.