21
Jul

small thumb

Gali Potensi Wisata Trekking di Desa Wisata Lombok Barat

Melihat potensi alam yang dimiliki Lombok Barat (Lobar) untuk kegiatan pariwisata bisa dikatakan sangat lengkap. Potensi tersebut kemudian diharapkan bisa diimbangi dengan kecakapan dari pengelola atau sumber daya yang terlatih.

Khusus untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) pariwisata di bidang pemandu wisata trekking, Dinas Pariwisata (Dispar) Lobar mengadakan Pelatihan Pemandu Wisata Trekking untuk 40 pokdarwis yang ada di Lobar.

Selain untuk meningkatkan SDM pariwisata, pelatihan ini juga ditujukan untuk pengembangan desa wisata yang ada di Lobar.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Lobar H. M. Fajar Taufik saat membuka pelatihan di Area Camping Ground Hutan Tahura Nuraksa Dusun Kumbi, Desa Pakuan Narmada, Kamis (21/7/2022).

"Kegiatan ini juga merupakan salah satu bagian dari upaya pengembangan desa wisata, kita berharap semua desa wisata bisa berbenah dan lebih menggali potensi wisata desa masing-masing," ujar Taufik.

Ia meminta para pokdarwis untuk lebih fokus menggali dan memunculkan potensi wisata yang bisa dikembangkan di desa sendiri.

Semakin banyak yang bisa digali, imbuh Taufik, semakin banyak yang bisa dijual dan berujung pertumbuhan ekonomi masyarakat.

"Semakin banyak yang bisa kita tawarkan ke wisatawan, semakin lama mereka tinggal dan semakin banyak mereka belanja, desa juga dapat penghasilan lebih," ucapnya.

Ia juga menghimbau semua aspek yang ada di desa wisata untuk bekerjasama, berpartisipasi untuk memeberikan keamanan, kenyamanan dan keselamatan wisatawan yang berkunjung.

"Keamanan, kenyamanan dan keselamatan adalan point yang sangat penting. Sekali saja wisatawan mendapat pengalaman tidak enak dan kecewa, beritanya itu akan sangat cepat menyebar," tandasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Bidang (Kabid) SDM Pariwisata Lobar Erwin Rachman menyebutkan pelatihan ini ditujukan bagi kawasan atau desa-desa wisata yang mempunyai potensi untuk membuka dan mengembangkan wisata soft trekking.

"Kita punya desa-desa seperti di kawasan Narmada, Sekotong, hingga Batulayar, di Kuripan juga ada, itu potensinya untuk wisata trekking bagus semua, tapi sejauh ini kemasannya mungkin belum maksimal," ucap Erwin.

"Kita berharap teman-teman yang hadir di sini nantinya bisa jadi garda terdepan untuk memunculkan potensi wisata trekking di desa masing-masing,“ imbuhnya.

Pelatihan yang direncanakan berlangsung hingga tiga hari mendatang ini, di hari pertama menghadirkan sejumlah narasumber antara lain DR. Sri Susanty dari STP Mataram yang memeberikan materi terkait Prosedur CHSE saat memandu kegiatan trekking.

Selanjut, Awan Jauhari dan Mirzoan Ilhamdi dari Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) DPD NTB yang menerangkan materi terkait Orientasi Medan dan Cuaca.

Terakhir, materi tentang Prosedur Keselamatan Pengunjung yang disampaikan oleh Irfan dari Asosiasi Experiential Learning Indonesia (AELI) NTB.