#AyoKembaliKeSenggigi sengaja dijadikan sebagai tema utama dalam program diskusi Tourism Corner yang disiarkan secara langsung oleh Lombok TV dari Ballroom Hotel Kila Senggigi, Rabu (7/10) malam tadi. Tema ini dipilih untuk mengembalikan kembali marwah Senggigi sebagai permata pariwisata di NTB, khususnya di Lombok Barat. Hal itu disampaikan Host Toursim Corner, Awan Aswinabawa saat membuka acara.
Tourism Corner sendiri merupakan program disuksi santai tentang kepariwisataan yang digelar ASTINDO NTB bersama Lombok TV dan Lombok Post serta didukung oleh Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) NTB. Dialog juga dihadiri Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid, Ketua DPRD Lombok Barat Hj. Nur Hidayah, General Manager Hotel, para pelaku wisata, dan narasumber kompeten lainnya
Dalam kesempatan dialog tersebut, Awan yang juga merupakan Ketua GIPI NTB ini mengaku ingin mengangkat dialog tersebut untuk mendapatkan kesolidan serta satu pemahaman antar para pelaku wisata, pemerintah dan stekholder yang berkepentingan agar pariwisata Senggigi bisa berjaya seperti dulu.
"Karena Senggigi dan daerah lainnya tidak bisa hidup sendirian, maka harus bersinergi. Sehingga saat Senggigi naik, maka tentu NTB juga naik. Itulah sebabnya Senggigi sebagai lokomotif pariwisata NTB," katanya membuka dialog.
"Dalam situasi susah bagi hampir semua industri pariwisata saat ini, tetapi industri pariwisata di Senggigi sangat menjanjikan dalam jangka panjang, sebab pariwisata Senggigi memiliki potensi dan modal untuk hal tersebut," lanjutnya.
Di masa pandemi dimana industri pariwisata cukup terpuruk, Awan melihat upaya Pemerintah Kabupaten Lombok Barat melalui Dinas Pariwisata dalam menggeliatkan #AyoKembaliKeSenggigi sudah menunjukan indikasi positif. Hal itu terlihat dengan okupansi hotel yang semakin membaik selama pandemi.
"Ini kabar baik untuk kita. Okupansi ini ternyata datangnya dari wisatawan lokal, artinya, mungkin kita harus menulis ulang lagi bisnis planing marketing kita, bahwa wisatawan lokal itu sangat menjanjikan. Dan Senggigi adalah salah satu contoh yang positif dalam memaksimalkan wisatawan lokal itu," ungkapnya.
Di masa pandemi ini, Pemkab Lobar sejak Juni lalu memberanikan diri mengijinkan jasa usaha pariwisata untuk beroperasi kembali. Tentunya diiringi sengan monitoring dan supervisi yang ketat agar protokol kesehatan Covid-19 tetap diterapkan selama beroperasi. Pemerintah juga membagikan sertifikat CHSE kepada jasa usaha pariwisata yang dinilai telah menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan konsisten.
Untuk menggeliatkan kembali semangat pariwisata di Lobar khususnya Senggigi, Pemkab Lobar melalui Dinas Pariwisata bersama para pelaku wisata dan komunitas yang ada secara konsisten menggelar "Aksi Bersih-Bersih Kawasan Wisata" tiap pekannya. Kegiatan dilakukan selama enam pekan di wilayah Senggigi, dan beberapa pekan di wilayah Pantai Cemare Lembar. Aksi ini dilakukan sebagai stimulus dan memotivasi masyarakat untuk lebih peduli kebersihan di daerah wisatanya.
Pemkab Lobar juga secara resmi melaunching hastag #AyoKembaliKeSenggigi beberapa waktu lalu. Hastag ini dimaksudkan sebagai tanda kolektif masyarakat Senggigi untuk mengembalikan kejayaan Kawasan Senggigi sebagai kawasan andalan NTB. Bukan sekedar seremonial, launching hastag itu juga dirangkai dengan kegiatan Zumba Bareng yang diikuti ratusan orang yang didominasi para pelaku wisata dan masyarakat di Senggigi. Kegiatan itu juga menjadi bentuk sosialisasi dan simulasi penerapan protokol kesehatan Covid-19 pada kegiatan yang melibatkan massa berskala besar.
"Memajukan Senggigi ini harus dengan energi bersama, baik dari hotel, usaha hiburan, pemerintah dan pelaku lainnya. Kemudian baru distrukturasikan dengan DMO (Destination Management Organisation,red). Pemerintah daerah telah mengusulkan perda sebagai bentuk legal formal yang dijadikan pijakan bergerak," terang Kepala Dispar Lobar Saepul Akhkam.
Di dalam DMO atau Struktur Tata Kelola Destinasi Pariwisata lanjut Akhkam, akan lebih banyak melibatkan industri pariwisata dan masyarakat pariwisata. Sedangkan pemerintah akan mengambil porsi relatif kecil. Tetapi kebijakan yang dikeluarkan untuk menata kelola Senggigi tidak lagi independen.
"DMO itu kita mengstrukturalkan antara kepentingan seluruh multi pihak yang ada di Senggigi antar pemerintah. Tidak lagi berbicara kita atau kami, pemerintah tidak lagi berjarak dengan pelaku wisata. Tidak lagi ada kata kami diantara semua komponen itu, itu semua menjadi KITA," tegasnya.
Apresiasi yang sama juga disampaikam Pemprov NTB melalui Kepala Dinas Pariwisata NTB, Faozal atas Pemkab Lobar menggeliatkan kembali pariwisata di Kawasan Senggigi malam tadi.
Senggigi, menurutnya, memiliki karekteristik yang berbeda dengan destinasi yang lain sehingga harus memiliki strategi khusus dalam memasarkannya. Strategi itu pun, kata Faozal sudah dimainkan oleh Pemkab Lobar, dan pihaknya siap mendukung upaya dan strategi tersebut.
"Kami yakin pada saat pandemi ini berlalu, Senggigi akan lebih berwarna dengan karekteristiknya. Kami juga akan menguatkan promosinya dan menyiapkan paket-paket khusus untuk Senggigi," ungkap Faozal.