Selain untuk memperkenalkan keindahan dan budaya dari suatu daerah, salah satu tujuan terpenting kepariwisataan adalah kesejahteraan masyarakat khususnya di lingkup kawasan pariwisata daerah tersebut.
Hal itu sangat disadari oleh Ki Dalang Emi, Ketua Sanggar Budaya Lombok Desa Sesela Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat.
Saat ditemui usai pembukaan Kunjungan Wisata Reguler di kediamannya, ia menyampaikan jika kunjungan wisata regular yang ia buat diharapkan bisa menjadi pancingan untuk masyarakat sekitar agar lebih sadar wisata.
"Tujuan sebenarnya itu untuk membuat masyarakat sekitar agar lebih sadar wisata dan lebih berdaya," ucap Emi, Sabtu (15/10/2022).
Kegiatan Kunjungan Wisata Reguler ke Sanggar Budaya Lombok di bawah binaannya ini diakuinya sudah berjalan jauh sebelum pandemi Covid. Namun bencana gempa dilanjutkan dengan pandemi Covid-19 membuat kegiatan tersebut terpaksa hiatus untuk sementara.
"Sekarang Alhamdulillah sudah bisa kita buka lagi secara resmi, mudah-mudahan keadaanya berangsur baik," harapnya.
Kunjungan Wisata Reguler ke Sanggar Budaya Lombok ini sendiri dibuka setiap hari Sabtu mulai dari jam 9 pagi, dan dibuka untuk semua kalangan, baik wisatawan mancanegara maupun lokal, masyarakat umu hingga pelajar.
Dalam kunjungan ini pengunjung dapat menikmati sejumlah atraksi seni dan budaya wayang sasak, peresean, pembuatan minyak tradisional sampai ke pembuatan cinderamata.
"Khusus untuk pembuatan minyak tradisional dan cindramata, pengunjung bisa langsung membawa pulang hasilnya," cetus pria berambut gondrong ini.
Diakuinya pula, paket kunjungan wisata ke sanggarnya ini telah ia promosikan ke berbagai tempat wisata yang ada di Lombok hingga bekerjasama dengan komunitas guide dan travel agent yang ada.
"Jika memang teman-teman guide kebetulan membawa tamu di luar hari Sabtu, kita tetap suguhkan mereka semua atraksi dan aktivitas yang kita punya," pungkasnya.
Damien, wisatawan asal Prancis yang ditemui di lokasi juga menyatakan ketertarikannya dengan suguhan yang ia dapatkan.
Ia mengaku sangat senang bisa langsung berinteraksi dengan masyarakat dan anak-anak di sekitar. Tidak lupa, ia juga berkesempatan belajar membuat cinderamata.
"Kalau untuk masuk toko dan beli sesuatu kan sudah biasa, tapi kalau bisa berbaur, makan makanan kalian, melihat aktivitas kalian yang seperti ini dan mencoba membuat apa yang kalian buat itu sangat menyenangkan," tuturnya singkat.